Senin, 18 Maret 2013

My story has begun



Ibu, hari ini aku merasakan apa yang kau rasakan. Saat tiba-tiba kulihat kau pulang dengan langkah kaki yang cepat dan masuk ke dalam kamar kemudian menangis. Aku merasakan saat dimana kau memberikan penjelasan tetapi mereka tidak memahaminya. Aku merasakan saat dimana kau sudah mempersiapkan semuanya tetapi tidak diperhatikan. Aku merasakan saat kau berbicara dan bahkan mereka tak mendengar.

Ibu, apakah ini akibat dahulu aku pun juga begitu? aku tahu sekarang rasa sakitnya itu bagaimana. Aku hanya ingin menyampaikan ilmu ini. Membuat mereka paham. Berharap mereka semua mengerti dengan semua penjelasan-penjelasanku. Aku pun tidak ingin menggurui karena aku tahu, ilmuku masih dan sangat teramat "cetek".

Apakah aku egois ibu? Aku yang dahulu tidak begitu mendengarkan penjelasan orang yang mengajariku dan sekarang aku ingin didengarkan? Aku benci marah-marah di depan mereka. Aku tahu mungkin ini semua faktor dari diriku sendiri yang belum bisa membuat mereka tertarik dengan penjelasan-penjelasanku.

Tapi sesungguhnya ibu, aku hanya ingin mereka mengerti dan paham dengan semua penjelasanku. Tidak didengarkan pun tidak apa-apa, yang penting mereka paham. Tapi yang terjadi adalah didengarpun tidak, paham pun tidak sama sekali.

Aku menyukai ini ibu. Menyukai belajar bersama mereka. Saling berbagi ilmu dan informasi dengan mereka. Menikmati segala proses yang aku jalani untuk membuat mereka mengerti dan paham. Begitu nikmat menjadi sosok sepertimu. Menjadi sepertimu, menjadi apa yang disebut orang pahlawan tanpa tanda jasa, GURU.

Apakah ini yang disebut "passion" itu ibu? Saat aku bersama dengan mereka, aku melupakan semua beban-bebanku. Semuanya mengalir begitu indah, tapi aku sedih saat mereka tak kunjung mengerti dan paham dengan ilmuku yang masih dan teramat sangat "cetek" ini. Saat mereka tak memahami penjelasan-penjelasanku. Tapi aku tak pernah merasa lelah bahkan menyesal melakukan itu untuk mereka.

Sungguh ibu, tak ada yang lebih menyenangkan dari melihat senyuman-senyuman mereka, mendengar tawa mereka, mendengarkan mereka bercerita, mendengar mereka berkata "paham kak" atau "okee kak jelas".

Ibu, andai kau ada disini, aku ingin berbagi ini semua denganmu ibu...

"Mungkin aku perlu mendengarkan orang lain dulu sebelum aku ingin didengar. Aku percaya mendengarkan orang lain bisa membantu untuk mengambil keputusan-keputusan terbaik dalam hidup. Mungkin aku perlu berdiam diri untuk have a resume, untuk mendengar suara hati dan pikiran yang sesungguhnya"

"Mother, You gave me lots of good advice and had a lot to say. As I get older, I realize everything you said was true".

Miss you, Mom


Your little girl ^^

Senin, 11 Maret 2013

Lamongan Bukan Pekalongan

Lamongan itu kota asalku. Hampir 4 Tahun ini aku menjadi anak rantau yang jauh dari orangtua. Sedih?? kalo ditanya gitu sih, udah pasti sedih. Tapi, kalo inget tujuan awal kesini, pasti udah ga sedih lagi, hehe. Kesini?? kemana sih??

Bogor, kota yang gak pernah terpikir bakal aku datengin, apalagi buat kuliah. tapi kalo dingat-ingat, aq ada disini emang karena Allah telah menggariskannya seperti itu. Ini sebenarnya, agak2 kurang bisa dipercaya. Waktu kecil dulu, aq pernah menuliskan kalo nanti aku akan punya mobil sendiri dengan Plat Nomor
"F 12 Q"
Dan baru sadar sekarang kalo "F" itu adalah plat nomor Bogor. lucu juga kalo dipikir2, seperti ada korelasi, ya semoga terwujudlah itu mobilnya. amiiin.. :)

Okee..lanjut ke cerita intinya. Jadi, hampir 4 tahun aku disini, masih ada saja yang sering ketuker degan asal daerahku. Kalo masih awal pas kenalan sih wajar kalo ketuker, tapi ini udah hampir 4 tahun. Jadi ceritanya gini. Cerita dari awal aja deh.

awal masuk IPB, gak langsung ditempatin kuliah bareng teman sedepartemen. kita dikumpulin dulu menjadi beberapa kelas dengan mata kuliah umum, layaknya SMA kelas 4. Kelas ini disebut Tingkat Persiapan Bersama atau TPB. Nah disini banyak kenal dengan banyak teman2 baru yang berbeda departemen. Kalo lagi liburan, pasti pada sms minta oleh2. eh.. tiba2 ad yg sms.
X: "Viq,ntar kalo balik, bwa oleh2 Batik yaaa.."
Aku: "Batik??? maksudnya??"
X: "Iya, kan kota lw terkenal dengan batik. Batik Pekalongan. Lw dari Pekalongan kan??"
Aku: "zzzzzz Lamongan gw,, bukan Pekalongan"

Okeee.. kalo itu mungkin agak sedikit maklum, karena baru awal2 mungkin. Nah kalo ini ceritanya beda lagi. Udah hampir 4 tahun disini, tapi ttp aj msh ad yg ketuker Lamongan sama Pekalongan.
Y: "Lw pulang sendiri Viq?"
Aku: "Iya, knapa emang"
Y: "Knapa ga bareng sih Ayu??"
Aku: "Ko bareng Ayu? kan beda kita"
Y: "lah lw bukannya dari pekalongan sama kaya si Ayu?"
Aku: "Lamongan gw, bukan pekalongan"
Y: "Oh beda yaa?"
Aku: "Bedalah, Lamongan di Jawa Timur, Pekalongan di Jawa Tengah. zzzzz"

@veeqsyafiqoh: Kenapa sih masih banyak yg ketuker antara Lamongan sama Pekalongan. Padahal jauh, Pekalongan di Jateng, Lamongan di Jatim,namanya aja udah beda. 

@veeqsyafiqoh: Sampe inget waktu itu banyak yg nitip oleh2 batik gara2 dikira dari pekalongan,, padahal dari Lamongan. beda wooy.. bedaaa...

@veeqsyafiqoh: Yang lebih parahnya lagi pas dibilang dari pamulang,, Lamongan wooooy.. bukan pamulang.. itu bedaaaa,, pamulang itu habitatnya

@veeqsyafiqoh: Dan sampe udah mau 4 tahun di Bogor, masih aja ada yg bilang,, "kapan pulang ke PEKALONGAN??" LAMONGAN woooy.. LAMONGAN.. zzzzz
*@virjeanp itu tmn sedepartemen, sekosan, dan selorong gw pas di asrama


BPW

Ceritanya ini hunting BPW buat penelitian. Apa sih BPW?? BPW itu kepanjangan dari Buffer Peptone Water. Ini media buat pengenceran bakteri. Nyarinya ga tahu sih susah ato ga, yang jelas, di Laboratorium Mikrobiologi Departemenku nggak tersedia media ini, karena masih pake Larutan Garam Fisiologis ato biasa dikenal dengan garfis. Akhirnya dapet dari Departemen Biologi. Lumayan agak ribet nyarinya, soalnya ga tw tepatnya di Lab. mana di Departemen Biologi yang nyediain media ini. setelah hunting sekitar 2 hari, akhirnya dapet juga. Alhamdulillah,meskipun harganya ga bisa dibilang murah juga,, hehe.

Nah, ini ada cerita selingannya selama pencarian BPW itu. ceritanya, pas hunting BPW, Gw iseng2 ngetweet: "Hunting BPW". eh.. banyak* yg penasaran ternyata BPW itu apa (*banyak=lebih dari satu,, lebay..). dari mulai menerka-nerka dengan berbagai pelesetan sampe emang bener2 serius penasaran.

@veeqsyafiqoh: Hunting BPW
@Fiqhy_Dean: BPW=Bapak2 Pendamping Wisuda
@veeqsyafiqoh: bukan,, Brondong Pendamping Wisuda,, ahaha

@veeqsyafiqoh: Hunting BPW 
@muhafirdaus: apaan tu BPW??
@veeqsyafiqoh: Buffer Pepton Water kak, bwt pengenceran. haha..
@muhafirdaus: Oh kirain Bidadari Pendamping Wisuda :p
@veeqsyafiqoh: tw deeh.. yg udh sarjana mah.. maunya sih gt kak.. Brondong Pendamping Wisuda.. hahaha :p

** @veeqsyafiqoh itu akun twitter gw,, ttp ya promote.. ahaha.. :p

Okee.. itu cuma selingan aja ceritanya di tengah hiruk pikuk per-cin(TA)-an,, yang penting BPW udah ketemu, jadi udah bisa lanjut step selanjutnya. semoga lancar.. amiiin..
*** TA= Tugas Akhir

Sabtu, 22 Desember 2012

Rasa #Random2

Gue tahu, rasa ini terlarang
Bahkan gue nggak tahu kapan rasa ini mulai menelusup masuk
Dan gue nggak tahu cara mengeluarkannya
Untungnya dia nggak punya rasa yang sama
Setidaknya itu menghapus 0,0001% beban gue
Jadi gue pun bisa sedikit mengahapusnya
Dan menyingkir perlahan
Meskipun itu justru adalah bagian yang paling sakit
                             Kata orang bagian tersakit dalam mecintai seseorang adalah...
                             Melihat orang yang dicintai mencintai orang lain
                             Tapi ternyata bagi gue bukan itu hal yag paling menyakitkan
Hal yang paling menyakitkan adalah...
Saat rasa itu muncul
Kemudian perlahan sadar dengan kedatangannya
Tapi harus secepat kilat menghapusnya
Bukan membiarkannya pergi
Tapi memaksa mengusirnya
Karena dia telah melewati area yang tidak boleh dimasuki
                            Sekarang gue bingung
                            Penghapus macam apa yang sebenarnya gue butuhkan
                            Sepertinya gue lupa rasanya jatuh cinta
                            Gue belum berani mencobanya lagi
                            Bahkan menghirup aromanya pun tidak
Tapi dengannya
Gue merasakan sesuatu yang beda
Entah itu jatuh cinta
Atau sekedar kenyamanan yang begitu nyaman saat bersamanya
Dan itu belum gue temukan
Pada makhluk Tuhan yang lain
                             Saat Ini...

Jumat, 21 Desember 2012

Perahu Kertas

Membacanya bagai menemukan sosok seorang Dee yang lain. Dee yang tidak ada dalam seri supernova. Secuil,  namun manis. Kemasan yang indah. Banyak yang tersakiti untuk kebagahagiaan seseorang. Entah apa yang ingin dicapai dengan melukai hati yang lain. Mungkin, tak ingin berkehendak seperti itu, tapi memang jalan yang berkata seperti itu. Perahu kertas dengan anomali-anomali, keindahan kata-kata, dan alur cerita yang ringan namun mendalam. Entah kenapa, aku jatuh cinta saat pertama kali melihatnya di deretan rak buku itu. Saat dia belum setenar ini. Sampul depan dan sinopsis belakang sampulnya mampu menggugah hati dan menarikku untuk merelakan uangku begitu saja agar bisa menikmatinya. 

"Karena hati tak perlu memilih, ia selalu tau kemana harus berlabuh" -Perahu Kertas 

"Karena hanya bersama kamu, segalanya terasa dekat, segala sesuatunya terasa indah" -Perahu Kertas  

"Dimana pun kamu, semoga pesan ini sampai. Meski tanpa perahu. Aku sangat kehilangan kamu" -Perahu Kertas 

“Carilah orang yang nggak perlu meminta apa-apa, tapi kamu mau memberikan segala-segalanya.” -Perahu Kertas  

"Saya cinta sama kamu. Dari pertama kali kita ketemu, sampai hari ini, saya selalu mencintai kamu" -Perahu Kertas

“Dear Neptunus, aku mencintainya, di depannya aku mampu menjadi diriku sendiri" -Perahu Kertas  

“Ini harta karunku, duniaku, aku mau berbagi duniaku sama kamu..” -Perahu Kertas

"Cinta itu tumbuh sendiri, tapi bukan jaminan bakal langgeng selamanya, apalagi kalau tidak dipelihara" -Perahu Kertas

“Aku takut bicara tentang hati, maka aku tuliskan saja, lalu kusimpan dan mungkin kukirimkan ke….entah kemana” -Perahu Kertas

“Tolong, bantu saya. Saya nggak akan kuat kalau hanya berusaha sendirian..” -Perahu Kertas  

“Hampa harusnya berarti tidak apa-apa.Tidak apa-apa harusnya tidak ada masalah. Termasuk sakit hati?” -Perahu Kertas

 “Apa yang orang bilang realistis, belum tentu sama apa yang kita pikirkan." -Perahu Kertas 

“Lagi-lagi aku harus menyadari dengan cara yang getir, bahwa hatiku belum berubah. Di hatiku masih ada kamu.” -Perahu Kertas

“Saya belajar dari kisah hidup seseorang. hati tidak pernah memilih, hati dipilih." -Perahu Kertas  

“Ini bukan dongeng. Ini hidup. Harus berani dihadapi.” -Perahu Kertas 

“Ikuti saja kata hati kamu. Kemanapun itu hati tidak bisa bohong.” -Perahu Kertas  

“Aku gak mau sepuluh, dua puluh tahun dari hari ini, aku masih terus-terusan memikirkan orang yg sama" -Perahu Kertas 

“Kita memang ngga tahu kapan perasaan ini muncul, bersamanya mata ini seakan bersinar" -Perahu Kertas  

"Cinta itu yang menemukan kembali. Walaupun harus ada yang tersakiti, walaupun hati ini tak akan bisa menutupi.” -Perahu Kertas 

“Saya gak mau kamu jadi dia, dan hati saya sudah memilih. Saya cuma butuh kamu..” -Perahu Kertas  

“hati kamu mungkin memilihku, seperti juga hatiku selalu memilihmu" -Perahu Kertas 

“Aku ngelepas kamu supaya kamu gak terus-terusan berusaha ngebahagiain aku. karena hati kamu udah gak disini.” -Perahu Kertas

"Karena hati bisa bertumbuh dan bertahan dengan pilihan lain." -Perahu Kertas  

“carilah orang yang dapat memberikanmu segalanya tanpa harus meminta.” -Perahu Kertas 

“coba aja ikan disuruh jadi amfibi, ketika di dalam air dia bahagia, tapi ketika di darat dia sekarat.” -Perahu Kertas  

“Hati itu dipilih, bukan memilih. Jatuh cintalah pelan-pelan. Jangan sekaligus. Berat nanti.” -Perahu Kertas 

“Ombak itu suara alam paling merdu.” -Perahu Kertas

“Sama seperti perahu, aku tak tau dimana hati ini akan berlabuh.” -Perahu Kertas

“Pada dasarnya, kita tau apa yang kita inginkan, apa yang orang lain inginkan, dan apa yang pada akhirnya kita pilih.” -Perahu Kertas  

“Kalo aku paksain terus, kita akan sama-sama sakit.” -Perahu Kertas 

“Yang dongeng aja gak semua ceritanya happy ending, apalagi realita.” -Perahu Kertas  

“Kenangan itu cuma hantu di sudut pikir. Selama kita cuma diam dan ga berbuat apa-apa, selamanya dia akan tetap jadi hantu." -Perahu Kertas 

 “Aku juga mau tanya hal yang sama. Tapi kayaknya kita berdua sudah tahu jawabannya.” -Perahu Kertas 

"Banyak yg gak ngerti lalu terluka dan saling menyalahkan, karena itu aku takut bicara tentang hati" -Perahu Kertas  

“Berhenti berpikir pakai kepala. Secerdas-cerdasnya otak kamu, nggak mungkin bisa dipakai untuk mengerti hati.” -Dee, Perahu Kertas 

“Hai Neptunus, apa kabar di laut biru? Perahu kertas yang kali ini akan membawakanmu kisah tentang perjalanan hatiku…” -Perahu Kertas  

“Berputar menjadi sesuatu yang bukan kita, demi bisa menjadi diri kita lagi.” -Perahu Kertas 

“Jalan kita mungkin berputar, tapi satu saat, entah kapan, kita pasti punya kesempatan jadi diri kita sendiri.” -Perahu Kertas  

“Gimana kita bisa terus jalan kalau tempat kita berpijak aja beda.” -Perahu Kertas

“Buat apa dia kembali? Buat apa muncul sejenak lalu menghilang lagi nanti?” -Perahu Kertas  

“Pada akhirnya, tidak ada yang bisa memaksa. Tidak juga janji, atau kesetiaan." -Perahu Kertas

 "Sekalipun akhirnya dia memilih untuk tetap bersamamu, hatinya tidak bisa dipaksa oleh apa pun, oleh siapa pun.” -Perahu Kertas 

“Kepala kamu akan selalu berpikir menggunakan pola seharusnya, tapi yang namanya hati selalu punya aturan sendiri." -Perahu Kertas 

Senin, 26 November 2012

Rasa #Random1

Ketika rasa menyusup, firasat memilih, hati berbicara, dan naluri menghirup dengan nyata,

Sepertinya..

Akal dan logika harus menengahi agar semua berakhir indah

                Itulah perasaan yang aku rasakan padamu

                Aku tahu itu nyata

                Tapi akhirnya akan indah

                Saat semuanya terendap dalam

                Dan tak pernah terekstraksi keluar

Karena rasaku padamu bagai rantai isomer yang tak terjemahkan

Minggu, 09 September 2012

STMJ

Semester akhir mungkin bisa dibilang semester paling santai karena mata kuliah yang diambil tinggal sedikit. Contohnya saja saya semester ini hanya mengambil 13 SKS dan yang ada perkuliaannya adalah 9 SKS, karena 4 SKS tersebut adalah PL yang sudah dilaksanakan pada saat liburan semester 6 *tinggal sidang dan laporannya. Bahkan ada teman saya yang hanya mengambil 7 sks saja di semester ini, dikurangi PL jadi 3 matkul yang harus kuliah. Itu artinya kuliahnya hanya satu hari saja dan itu di hari Senin.

Kuliah hanya sehari saja itu sebenarnya malah membuat hidup menjadi galau. Apalagi untuk para STMJ (Semester Tujuh Masih Jomblo). Itu sih kata orang-orang. Banyak waktu kosong, justru membuat kebanyakan orang semakin tidak produktif, apalagi kalau yang hobinya boci alias bobo ciang seperti bapak komti saya, hehe. Banyaknya waktu kosong tersebut akan semakin membuat kegalauan akan penelitian, skripsi, wisuda, kerja, dan pendamping hidup. *Buat yang terakhir, tidak semua orang menggalaukannya juga, hehe. Tapi ada juga sebagian orang dengan bayak waktu kosongnya justru semakin produktif mempersiapkan kelulusannya, dari penelitian, hingga seminar, dan sidang skripsi.

Istilah STMJ untuk mahasiswa tingkat akhir itu memang lagi booming di kampus, di kalangan kami juga tentunya, kalangan mahasiswa tingkat akhir. Well, mungkin bukan jomblo tepatnya, tapi kami masih single. Jomblo itu nasib dan single itu prinsip. But, sebenarnya intinya mah sama2 saja, belum ada pasangan. Kalu dicek di KBBI ada tidak ya kata jomblo itu? hihihi ^^.


Suatu ketika, di akhir2 semester 6 seorang teman saya menggalaukannya. Sampai2 kami membuat pelesetan baru. STMJ untuk orang yang sudah punya pacar adalah Semester Tujuh Menjadi Jomblo dan untuk yang belum punya pacar menjadi Semester Tujuh Menemukan Jodoh. ^^


Well, sebenarnya bagaimana fenomena menyandang status jomblo, eh single, di semester akhir itu? Ini ada beberapa pegalaman yang JLEB. Tidak terima sekali, berkali2 status itu menjadi JLEB banget.


Pertama,
Waktu itu, Saya sedang berada di bus Damri jurusan Bandara Soetta-Bogor. Saya sebelahan dengan Bapak2 paruh baya, seorang pengusaha. Obrolan bergulir dengan asiknya mengiringi perjalaan kami. Dari mulai isu permasalahan di Negeri ini, Kuliah jurusan apa, Asal dari mana, Masalah kesibukan, Masalah pekerjaan, Apa peran mahasiswa Perikanan, Bagaimana cara Budidaya Ikan yang baik, Bagaimana cara pegolahan ikan yang baik, Masalah formalin pada ikan, Masalah tesis, Masalah badminton, Cita2 masa depan seperti apa, Hingga akhirnya bahas masalah pasangan hidup. #JLEB

"Wah, ngobrol dari tadi sama adek, ternyata adek pintar juga ya?"
"hehehe (cuma senyum2 doank)"
"Cowoknya orang mana dek?"
"(lagi2) hehehe (cuma senyum2 doank)"
"Cowoknya di kampung ya dek?"
"hehehe, (akhirya bilang), hehehe, belum punya"
"Masak sih dek? (dengan muka nggak percaya)"
"Iya masih sibuk ikut banyak kegiatan di kampus, jadinya belum berpikir masalah itu, takut nggak bisa handle" (otomatis, spontan, dan menjiwai jawabnya. Entah ngeles atau memang kenyataan begitulah adanya,, haha).
"mencari ilmu itu memang tidak ada habisnya. mengejar karir juga seperti itu. Tapi, masalah keluarga, harus dipikirkan dek. Apalagi wanita"
"Hehe, iya Pak"
#JLEB


Kedua,
Ketemu teman lama yang sudah dua tahun tidak bertemu dan kebetulan sedang ada keperluan di Bogor. Aku pun menjemputnya ke stasiun dengan meminjam motor temanku. Menunggu agak lama di depan stasiun. Sewaktu pertama kali melihatku, di sampingku kebetulan ada seorang cowok yang sedang berada di atas motor. Dia kira itu adalah cowokku.

"Langsung cabut ni? (sambil agak bingung)"
"iya, mau nungguin apa lagi?"
"ow.. ya udah, aku ni yang bawa motornya?"
"Ya iyalah, kan kamu yang  cowok, masa aq"

Obrolan di motor
"Kirain tadi yang sebelah kamu itu cowok kamu"
"yang mana?"
"Ada tadi sebelah kamu. Jadi berpikir aq tadi, wah.. dianterin cowoknya ternyata"
"Cowok yang mana coba?"
#Agak JLEB

Obrolan saat sudah sampai di tempat tujuan dan sedang menunggu owner perusahaan
"Sekarang sama orang mana?"
"Cowok? (langsung ngeh)"
"Iya"
"Percaya nggak aku dari awal masuk kuliah sampe sekarang, belum pacaran sama sekali, abisnyamasih sibuk ngurusin ini itu, hehe"
"Masa sih?"

*kenapa sih pada ga percaya??? heran deh

"Iya, kalau kamu sama sapa sekarang?"
"masih original"

Abis itu cerita soal obrolan di bus tempo hari
"Iya tu bener kata bapak2 itu, umur kamu tu udah berapa? udah harus mikirin tu"
"iya mas"
#JLEB

*Kayaknya lebih enak kalo posisinya jadi seorang cowok deh. Faktor "U" tidak terlalu bermasalah. Terus juga kalau cowok itu bisa memilih kapan, cewek juga sih bisa memilih kapan. Tapi cewek harus lebih mempertimbangkan faktor "U" dan cenderung karakteristik cewek Indonesia itu lebih ke nrimo gitu aja.


Ketiga,
Di tempat PL. Sewaktu sedang membantu merapihkan dokumen HACCP perusahaan bersama ibu QC. Tiba2 obrolan itu bergulir begitu saja.

"Masuk kuliahnya lewat jalur apa dulu dek? PMDK apa tes?
"PMDK Bu"
"Wah, berarti pintar ya dulu di sekolahnya?"
"hehehe (senyum2)"

Sambil menata dokumen
"IPnya sekarang berapa Dek?"
"3 koma sekian gitu Bu"
"Wah.. pinter ya Adek. Udah punya Pacar"
*kenapa ujung2nya tanya itu ya?
"Hehehe (senyum2 lagi)"
"Kalo senyum2 gitu, pasti udah"
"Hehe,belum"
"Masak sih dek"
*ini orang sebenernya maunya apa? senyum2 dibilang udah. Bilang belum malah ga percaya???


Keempat,
Di kos tempat PL saat sedang mebicarakan masalah cowok masing2 bersama ibu dan bapak kos.

"Ini dek Viviq pacarnya orang mana?" (pertanyaan terlontar begitu saja saat semua anak kos yang cewek udah dijengukin semua sama cowok2nya)
"Hehe, belum punya Bu"
#JLEB


Kelima,
Sewaktu ikut ngelab bersama laboran di perusahaan tempat PL. Obrolan bergulir begitu saja. Namanya saja wanita, suka bercurhat2 ria. Kita bertiga cewek2 di tempat itu. Terus saling cerita pertama kenal dengan cowok masing, berapa lama pacarannya sampai sekarang, terus aslnya orang mana. Sampai pada giliranku, aku pun tidak memulai pembicaraan dan hanya senyam senyum ga jelas, haha hihi.

"dia itu belum punya mbak, yuk mbak, dicomblangin sama sapa gitu. kita ceng2in"
#JLEB


Keenam,
Sewaktu lebaran, pertanyaan itu bertubi2 terlontar bersahut2a, menohok berulang kali.

"Udah semester berapa sekarang"
"Masuk semester 7"
"Wah.. tinggal bentar lagi lulus. Udah punya pacar ni pasti. Pacarnya orang mana? ga dikenalin?"

*belum juga dijawab. Udah kaya petasan aja tu pertanyaan keluar terus.
Giliran udah dijawab

"Hehe, belum punya"
"Masa sih? udah punya pasti, tapi ga mau ngaku?"
#JLEB
*ini maunya apa coba?

Ketujuh
Update status di FB kalau mau balik ke Bogor. eh malah ada yang komen masalah nikah. Tiba2 temenku yang aku ceritain kejadian di bus tempo hari itu ikutan komen juga.
"inget tu, mengejar ilmu itu emang ga ada abisnya"
#JLEB
*diingetin lagi masalah itu. Gimana kalo gw jawab gini: "Yaudah yuk nikah, tapi sama lw ^^". #loh *udah terlanjur bete ditanyain gitu mulu, haha.


Apakah sampai sebegitu #JLEB kah kalau status itu melekat pada mahasiswi tingkat akhir?


Biasa aja sih sebenarnya menanggapinya, tetapi sikap orang yang tidak biasa itulah yang membuat senewen, hehe ^^.

But, yaudahlah.. Yakinlah bahwa tulang rusuk tidak akan tertukar ^^. Jodoh itu memang tak kemana, tapi jodoh dimana? hehe.

Mengutip kata2nya Dee di Perahu Kertas siapa tahu dapat pencerahan.

"Hati tak pernah memilih
Hati dipilih
Dan dia tahu kemana harus berlabuh"
- Perahu Kertas-

"Ku bahagia kau telah terlahir di dunia. Dan kau ada diantara milyaran manusia. Dan ku bisa dengan radarku menemukanmu"
- Perahu Kertas- 


"Yang jelas, kalo lo ternyata gak punya perasaan sama dia, jgn juga lo gantungin apalagi ngasih harapan"
-Perahu Kertas-

 
"Akan tiba waktunya, kita menemukan seseorang yang terlahir ke dunia untuk kita, dan bahagia bersamanya"
-Perahu Kertas-

"Pada dasarnya, kita tau apa yg kita inginkan,apa yg org lain inginkan & apa yg pd akhirnya kita pilih"
-Perahu Kertas- 

"Carilah 'orang' yang enggak perlu meminta apa-apa, tapi kamu mau memberikan segala-segalanya"
-Perahu Kertas- 

"Orang yang menginginkan, harus mencari tahu cara mencapainya, bukan cara bersabar untuk hanya menunggu"
-Mario Teguh-