Semester akhir mungkin bisa dibilang semester paling santai karena mata kuliah yang diambil tinggal sedikit. Contohnya saja saya semester ini hanya mengambil 13 SKS dan yang ada perkuliaannya adalah 9 SKS, karena 4 SKS tersebut adalah PL yang sudah dilaksanakan pada saat liburan semester 6 *tinggal sidang dan laporannya. Bahkan ada teman saya yang hanya mengambil 7 sks saja di semester ini, dikurangi PL jadi 3 matkul yang harus kuliah. Itu artinya kuliahnya hanya satu hari saja dan itu di hari Senin.
Kuliah hanya sehari saja itu sebenarnya malah membuat hidup menjadi galau. Apalagi untuk para STMJ (Semester Tujuh Masih Jomblo). Itu sih kata orang-orang. Banyak waktu kosong, justru membuat kebanyakan orang semakin tidak produktif, apalagi kalau yang hobinya boci alias bobo ciang seperti bapak komti saya, hehe. Banyaknya waktu kosong tersebut akan semakin membuat kegalauan akan penelitian, skripsi, wisuda, kerja, dan pendamping hidup. *Buat yang terakhir, tidak semua orang menggalaukannya juga, hehe. Tapi ada juga sebagian orang dengan bayak waktu kosongnya justru semakin produktif mempersiapkan kelulusannya, dari penelitian, hingga seminar, dan sidang skripsi.
Istilah STMJ untuk mahasiswa tingkat akhir itu memang lagi booming di kampus, di kalangan kami juga tentunya, kalangan mahasiswa tingkat akhir. Well, mungkin bukan jomblo tepatnya, tapi kami masih single. Jomblo itu nasib dan single itu prinsip. But, sebenarnya intinya mah sama2 saja, belum ada pasangan. Kalu dicek di KBBI ada tidak ya kata jomblo itu? hihihi ^^.
Suatu ketika, di akhir2 semester 6 seorang teman saya menggalaukannya. Sampai2 kami membuat pelesetan baru. STMJ untuk orang yang sudah punya pacar adalah Semester Tujuh Menjadi Jomblo dan untuk yang belum punya pacar menjadi Semester Tujuh Menemukan Jodoh. ^^
Well, sebenarnya bagaimana fenomena menyandang status jomblo, eh single, di semester akhir itu? Ini ada beberapa pegalaman yang JLEB. Tidak terima sekali, berkali2 status itu menjadi JLEB banget.
Pertama,
Waktu itu, Saya sedang berada di bus Damri jurusan Bandara Soetta-Bogor. Saya sebelahan dengan Bapak2 paruh baya, seorang pengusaha. Obrolan bergulir dengan asiknya mengiringi perjalaan kami. Dari mulai isu permasalahan di Negeri ini, Kuliah jurusan apa, Asal dari mana, Masalah kesibukan, Masalah pekerjaan, Apa peran mahasiswa Perikanan, Bagaimana cara Budidaya Ikan yang baik, Bagaimana cara pegolahan ikan yang baik, Masalah formalin pada ikan, Masalah tesis, Masalah badminton, Cita2 masa depan seperti apa, Hingga akhirnya bahas masalah pasangan hidup. #JLEB
"Wah, ngobrol dari tadi sama adek, ternyata adek pintar juga ya?"
"hehehe (cuma senyum2 doank)"
"Cowoknya orang mana dek?"
"(lagi2) hehehe (cuma senyum2 doank)"
"Cowoknya di kampung ya dek?"
"hehehe, (akhirya bilang), hehehe, belum punya"
"Masak sih dek? (dengan muka nggak percaya)"
"Iya masih sibuk ikut banyak kegiatan di kampus, jadinya belum berpikir masalah itu, takut nggak bisa handle" (otomatis, spontan, dan menjiwai jawabnya. Entah ngeles atau memang kenyataan begitulah adanya,, haha).
"mencari ilmu itu memang tidak ada habisnya. mengejar karir juga seperti itu. Tapi, masalah keluarga, harus dipikirkan dek. Apalagi wanita"
"Hehe, iya Pak"
#JLEB
Kedua,
Ketemu teman lama yang sudah dua tahun tidak bertemu dan kebetulan sedang ada keperluan di Bogor. Aku pun menjemputnya ke stasiun dengan meminjam motor temanku. Menunggu agak lama di depan stasiun. Sewaktu pertama kali melihatku, di sampingku kebetulan ada seorang cowok yang sedang berada di atas motor. Dia kira itu adalah cowokku.
"Langsung cabut ni? (sambil agak bingung)"
"iya, mau nungguin apa lagi?"
"ow.. ya udah, aku ni yang bawa motornya?"
"Ya iyalah, kan kamu yang cowok, masa aq"
Obrolan di motor
"Kirain tadi yang sebelah kamu itu cowok kamu"
"yang mana?"
"Ada tadi sebelah kamu. Jadi berpikir aq tadi, wah.. dianterin cowoknya ternyata"
"Cowok yang mana coba?"
#Agak JLEB
Obrolan saat sudah sampai di tempat tujuan dan sedang menunggu owner perusahaan
"Sekarang sama orang mana?"
"Cowok? (langsung ngeh)"
"Iya"
"Percaya nggak aku dari awal masuk kuliah sampe sekarang, belum pacaran sama sekali, abisnyamasih sibuk ngurusin ini itu, hehe"
"Masa sih?"
*kenapa sih pada ga percaya??? heran deh
"Iya, kalau kamu sama sapa sekarang?"
"masih original"
Abis itu cerita soal obrolan di bus tempo hari
"Iya tu bener kata bapak2 itu, umur kamu tu udah berapa? udah harus mikirin tu"
"iya mas"
#JLEB
*Kayaknya lebih enak kalo posisinya jadi seorang cowok deh. Faktor "U" tidak terlalu bermasalah. Terus juga kalau cowok itu bisa memilih kapan, cewek juga sih bisa memilih kapan. Tapi cewek harus lebih mempertimbangkan faktor "U" dan cenderung karakteristik cewek Indonesia itu lebih ke nrimo gitu aja.
Ketiga,
Di tempat PL. Sewaktu sedang membantu merapihkan dokumen HACCP perusahaan bersama ibu QC. Tiba2 obrolan itu bergulir begitu saja.
"Masuk kuliahnya lewat jalur apa dulu dek? PMDK apa tes?
"PMDK Bu"
"Wah, berarti pintar ya dulu di sekolahnya?"
"hehehe (senyum2)"
Sambil menata dokumen
"IPnya sekarang berapa Dek?"
"3 koma sekian gitu Bu"
"Wah.. pinter ya Adek. Udah punya Pacar"
*kenapa ujung2nya tanya itu ya?
"Hehehe (senyum2 lagi)"
"Kalo senyum2 gitu, pasti udah"
"Hehe,belum"
"Masak sih dek"
*ini orang sebenernya maunya apa? senyum2 dibilang udah. Bilang belum malah ga percaya???
Keempat,
Di kos tempat PL saat sedang mebicarakan masalah cowok masing2 bersama ibu dan bapak kos.
"Ini dek Viviq pacarnya orang mana?" (pertanyaan terlontar begitu saja saat semua anak kos yang cewek udah dijengukin semua sama cowok2nya)
"Hehe, belum punya Bu"
#JLEB
Kelima,
Sewaktu ikut ngelab bersama laboran di perusahaan tempat PL. Obrolan bergulir begitu saja. Namanya saja wanita, suka bercurhat2 ria. Kita bertiga cewek2 di tempat itu. Terus saling cerita pertama kenal dengan cowok masing, berapa lama pacarannya sampai sekarang, terus aslnya orang mana. Sampai pada giliranku, aku pun tidak memulai pembicaraan dan hanya senyam senyum ga jelas, haha hihi.
"dia itu belum punya mbak, yuk mbak, dicomblangin sama sapa gitu. kita ceng2in"
#JLEB
Keenam,
Sewaktu lebaran, pertanyaan itu bertubi2 terlontar bersahut2a, menohok berulang kali.
"Udah semester berapa sekarang"
"Masuk semester 7"
"Wah.. tinggal bentar lagi lulus. Udah punya pacar ni pasti. Pacarnya orang mana? ga dikenalin?"
*belum juga dijawab. Udah kaya petasan aja tu pertanyaan keluar terus.
Giliran udah dijawab
"Hehe, belum punya"
"Masa sih? udah punya pasti, tapi ga mau ngaku?"
#JLEB
*ini maunya apa coba?
Ketujuh
Update status di FB kalau mau balik ke Bogor. eh malah ada yang komen masalah nikah. Tiba2 temenku yang aku ceritain kejadian di bus tempo hari itu ikutan komen juga.
"inget tu, mengejar ilmu itu emang ga ada abisnya"
#JLEB
*diingetin lagi masalah itu. Gimana kalo gw jawab gini: "Yaudah yuk nikah, tapi sama lw ^^". #loh *udah terlanjur bete ditanyain gitu mulu, haha.
Apakah sampai sebegitu #JLEB kah kalau status itu melekat pada mahasiswi tingkat akhir?
Biasa aja sih sebenarnya menanggapinya, tetapi sikap orang yang tidak biasa itulah yang membuat senewen, hehe ^^.
But, yaudahlah.. Yakinlah bahwa tulang rusuk tidak akan tertukar ^^. Jodoh itu memang tak kemana, tapi jodoh dimana? hehe.
Mengutip kata2nya Dee di Perahu Kertas siapa tahu dapat pencerahan.
"Hati tak pernah memilih
Hati dipilih
Dan dia tahu kemana harus berlabuh"
- Perahu Kertas-
"Ku bahagia kau telah terlahir di dunia. Dan kau ada diantara milyaran
manusia. Dan ku bisa dengan radarku menemukanmu"
- Perahu Kertas-
"Yang jelas, kalo lo ternyata gak punya perasaan sama dia, jgn juga lo gantungin apalagi ngasih harapan"
-Perahu Kertas-
"Akan tiba waktunya, kita menemukan seseorang yang terlahir ke dunia untuk kita, dan bahagia bersamanya"
-Perahu Kertas-
"Pada dasarnya, kita tau apa yg kita inginkan,apa yg org lain inginkan & apa yg pd akhirnya kita pilih"
-Perahu Kertas-
"Carilah 'orang' yang enggak perlu meminta apa-apa, tapi kamu mau memberikan segala-segalanya"
-Perahu Kertas-
"Orang yang menginginkan, harus mencari tahu cara mencapainya, bukan cara bersabar untuk hanya menunggu"
-Mario Teguh-